Materi Perkuliahan

Pengantar Lengkap Tentang Ilmu Ukur Tanah: Sejarah, Tujuan, & Metode

Ilmu ukur tanah merupakan cabang penting dari ilmu geodesi yang mempelajari bagian kecil dari permukaan bumi. Melalui beragam metode dan teknik pengukuran, para surveyor dapat menentukan posisi, ketinggian, bentuk, dan luas area di permukaan bumi untuk beragam keperluan.

Simak pengantar lengkap tentang ilmu ukur tanah ini, mulai dari sejarah, ruang lingkup, hingga penerapannya dalam berbagai bidang.

Pengenalan Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi dalam skala kecil. Istilah “surveying” sendiri berasal dari bahasa Latin “surrogare” yang berarti melihat dari atas.

Jadi intinya, ilmu ukur tanah adalah upaya untuk “melihat” permukaan bumi dari atas dengan melakukan pengukuran parameter-parameter penting seperti dimensi, posisi, jarak, luas, dan lainnya.

Sejarah Ilmu Ukur Tanah

Secara historis, aktivitas pengukuran tanah telah dilakukan sejak zaman kuno oleh bangsa Mesir dan Romawi kuno untuk keperluan irigasi pertanian dan konstruksi bangunan monumental.

Di Indonesia sendiri, ilmu ukur tanah mulai berkembang sejak zaman kolonial Belanda untuk keperluan administrasi dan perpajakan tanah. Setelah merdeka, ilmu ini terus berkembang terutama untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pemetaan wilayah di Indonesia.

Dewasa ini, kemajuan teknologi seperti sistem penentuan posisi global (GPS), fotogrametri, dan laser scanning semakin memperluas penerapan dan meningkatkan akurasi ilmu ukur tanah.

Tujuan Ilmu Ukur Tanah

Secara garis besar, ilmu ukur tanah memiliki dua tujuan utama, yaitu:

Tujuan Ilmiah

Tujuan ilmiah dari ilmu ukur tanah adalah untuk menentukan parameter-parameter penting dari permukaan bumi, seperti:

  • Bentuk dan kontur permukaan bumi
  • Posisi relatif dari berbagai objek di permukaan bumi
  • Ketinggian dan kedalaman objek atau area tertentu

Informasi ini penting secara ilmiah untuk memahami topografi dan geologi dari suatu wilayah.

Tujuan Praktis

Adapun tujuan praktis dari ilmu ukur tanah adalah untuk membuat peta dan denah dari area yang diukur untuk berbagai keperluan teknis. Misalnya:

  • Perencanaan pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, bangunan)
  • Pertambangan dan eksplorasi sumber daya alam
  • Penataan kota dan ruang terbuka hijau
  • Administrasi dan perpajakan tanah

Jadi secara praktis, data hasil survei digunakan sebagai acuan desain, perencanaan, dan pelaksanaan proyek konstruksi maupun tata kota oleh berbagai pihak.

Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah mencakup beragam kegiatan pengukuran dan perhitungan untuk mendapatkan informasi akurat tentang kondisi permukaan bumi. Beberapa hal yang termasuk dalam lingkup ilmu ini adalah:

Pengukuran Jarak

  • Mengukur jarak antar titik acuan di permukaan bumi menggunakan meteran, pita ukur, range finder, atau metode trigonometri.

Pengukuran Sudut

  • Mengukur sudut horizontal maupun vertikal antar titik menggunakan teodolit dan alat ukur sudut lainnya.

Pemetaan

  • Memetakan kontur permukaan bumi, menentukan koordinat titik, hingga pemodelan 3D area yang diukur.

Perhitungan Luas & Volume

  • Menghitung luas area dan volume galian atau timbunan tanah untuk keperluan konstruksi dan pertambangan.

Data pengukuran jarak, sudut, elevasi, dan koordinat titik inilah yang kemudian diolah lebih lanjut untuk beragam keperluan praktis.

Metode dalam Ilmu Ukur Tanah

Ada dua metode utama yang digunakan dalam ilmu ukur tanah, yaitu:

1. Metode Geodesi Tinggi

Metode ini menitikberatkan penentuan posisi titik-titik di permukaan bumi berdasarkan pengukuran jarak dan sudut dari titik acuan tertentu.

Beberapa teknik dalam metode geodesi tinggi di antaranya:

  • Triangulasi - menentukan koordinat titik berdasarkan pengukuran sudut dan sisi segitiga.
  • Trilaterasi - menentukan koordinat titik berdasarkan pengukuran jarak antar titik acuan.
  • Resection - menentukan koordinat titik berdasarkan pengukuran sudut dari titik acuan ke titik yang ditentukan.

Peralatan yang digunakan antara lain teodolit, waterpass, GPS, dan total station.

2. Metode Pengukuran Tanah Datar

Metode ini lebih menitikberatkan pemetaan kontur dan detail medan di permukaan bumi. Beberapa teknik dalam metode ini adalah:

  • Pengukuran situ/kondisi - pemetaan detail kontur dan objek alam/buatan di suatu area.
  • Pengukuran memanjang - pemetaan kontur sepanjang garis/lintasan tertentu, seperti jalan atau sungai.
  • Pengukuran melintang - pemetaan penampang melintang wilayah untuk tinjauan geologis.
  • Pengukuran hidrografi - pemetaan kedalaman dan kontur dasar perairan.

Peralatan yang digunakan antara lain pita ukur, meteran, waterpass, dan theodolite.

Data yang diperoleh dari kedua metode ini kemudian diolah lebih lanjut untuk pembuatan peta dan perhitungan teknis.

Penerapan Ilmu Ukur Tanah

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan ilmu ukur tanah dalam berbagai bidang:

1. Survei dan Pemetaan

Data survei digunakan untuk membuat peta topografi, peta kontur, peta batas administrasi, peta jaringan utilitas kota, dan peta tematik lainnya.

2. Perencanaan Tata Kota

Survei menyediakan data topografi dan inventarisasi lahan yang akurat untuk perencanaan tata kota, termasuk perencanaan jalan, drainase, ruang terbuka hijau, hingga zonasi kawasan.

3. Pertambangan

Pengukuran medan tambang dan perhitungan volume overburden dan cadangan bahan galian menggunakan data survei.

4. Konstruksi Jalan & Bangunan

Mulai dari pemilihan lokasi, perencanaan, hingga pelaksanaan konstruksi memanfaatkan data ukur tanah yang akurat.

Begitulah pengantar lengkap seputar ilmu ukur tanah, mulai dari definisi, sejarah, tujuan, ruang lingkup, metode, hingga penerapannya. Semoga artikel ini bermanfaat!

Comments