PH Tanah: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, Tabel Klasifikasi, dan Cara Mengukurnya

Apa sebenarnya pH tanah itu? Mengapa penting bagi para petani dan penggiat pertanian untuk memahami konsep pH pada tanah?

Tulisan ini akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian pH tanah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, tabel klasifikasi, dampak terhadap pertumbuhan tanaman, hingga berbagai cara mengukur pH tanah.

Pengertian pH Tanah

pH tanah pada dasarnya mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu tanah, yang dinyatakan dalam bentuk angka pada skala 0 hingga 14. Semakin rendah angka pH tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Sebaliknya, pH tanah yang tinggi menandakan tanah dengan sifat basa atau alkalis.

Kondisi netral (ideal) untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman berada pada kisaran pH 6,5 hingga 7,0. pH tanah mempengaruhi kelarutan unsur hara serta ketersediaannya bagi tanaman. Oleh karena itu, sangat penting bagi petani untuk memahami pH tanah sebelum memulai bercocok tanam.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pH Tanah

Beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi nilai pH pada suatu tanah, antara lain:

1. Curah Hujan

Curah hujan yang tinggi cenderung membuat tanah menjadi masam karena terjadi pencucian basa-basa dari dalam tanah. Sebaliknya, di daerah kering dan panas, garam-garam mudah mengendap sehingga tanah bersifat alkalis atau basa.

2. Bahan Induk Tanah

Jenis batuan dan mineral penyusun tanah juga berpengaruh pada pH tanah. Misalnya, tanah yang berasal dari batu kapur, dolomit, atau tanah liat cenderung bersifat basa. Sementara tanah yang berasal dari batu pasir, granit, atau kwarsit biasanya masam.

3. Penggunaan Pupuk

Pemupukan yang berlebihan dapat mengubah pH tanah menjadi masam atau basa. Misalnya, pemakaian pupuk urea dalam jangka panjang cenderung menurunkan pH tanah.

4. Bahan Organik Tanah

Bahan organik seperti sisa tanaman, kompos, atau kotoran hewan yang membusuk di dalam tanah dapat mengeluarkan asam-asam organik sehingga menurunkan pH tanah.

Tabel Klasifikasi pH Tanah

Berdasarkan nilai pH-nya, tanah dapat diklasifikasikan menjadi:

Dampak pH Tanah terhadap Pertumbuhan Tanaman

pH tanah yang terlalu masam atau basa dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara serta menghambat pertumbuhan akar dan tanaman secara keseluruhan. Misalnya pada tanah masam, unsur hara seperti fosfor, kalsium, dan magnesium sulit diserap tanaman. Sementara pada tanah alkalis, unsur besi, seng, tembaga, dan mangan tidak tersedia bagi tanaman meskipun jumlahnya banyak.

Oleh karena itu, menjaga pH tanah pada kondisi netral merupakan kunci keberhasilan budidaya tanaman. Petani perlu melakukan pengapuran pada tanah masam atau penambahan bahan organik pada tanah alkalis untuk menyesuaikan pH tanah.

Cara Mengukur pH Tanah

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur atau menguji pH tanah, antara lain:

1. Alat Ukur pH Tanah

Cara paling akurat untuk menentukan pH tanah adalah dengan menggunakan pH meter digital atau pH indikator. Alat ini bekerja dengan mengukur konsentrasi ion hidrogen (H+) pada sampel tanah yang diekstrak menggunakan larutan penyangga. Hasil pengukuran langsung ditampilkan dalam bentuk angka pH tanah.

2. Indikator Alami

Cara tradisional menentukan pH tanah adalah dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman indikator seperti kunyit, brotowali, kubis ungu, mawar merah, dan sebagainya. Tanaman-tanaman ini akan menunjukkan perubahan warna atau pertumbuhan tertentu yang mengindikasikan apakah tanah tersebut masam, netral, atau basa.

Selain itu, kertas lakmus (litmus paper) juga sering digunakan petani untuk menguji keasaman tanah secara sederhana. Kertas ini akan berubah warna menjadi merah pada tanah masam atau biru di tanah basa.

Nah, itulah penjelasan lengkap seputar pH tanah yang perlu diketahui para petani dan penggiat pertanian. Dengan memahami konsep pH tanah, Anda dapat menentukan komoditas dan cara bercocok tanam yang tepat sesuai kondisi lahan yang dimiliki.