Tantangan Besar yang Dihadapi Siswa STEM di Filipina
Siswa STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) di Filipina saat ini menghadapi berbagai tantangan besar dalam pendidikan dan pembelajaran mereka.
STEM sendiri sebenarnya sangat penting bagi masa depan Filipina mengingat negara ini membutuhkan lebih banyak talenta dan inovasi dalam bidang-bidang tersebut.
Sayangnya, banyak siswa STEM di Filipina yang justru mengalami berbagai kendala yang menghambat perkembangan mereka.
Beberapa masalah utama yang kerap dialami oleh para siswa STEM di Filipina antara lain minimnya pengetahuan lingkungan, fokus berlebihan pada kebutuhan mendesak, keterbatasan akses terhadap materi pembelajaran, kurang lancarnya komunikasi dengan rekan-rekan sekolah, serta tantangan dalam pembelajaran jarak jauh akibat pandemi COVID-19.
Tulisan ini akan membahas lebih detail mengenai masalah-masalah tersebut beserta faktor penyebab dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Masalah Utama Siswa STEM di Filipina
1. Minimnya Pengetahuan Lingkungan
Salah satu masalah yang sering dialami siswa STEM di Filipina adalah minimnya pengetahuan mengenai isu-isu lingkungan sekitar. Meskipun mereka memiliki keterampilan lingkungan yang tinggi, namun pengetahuan dasar mereka tentang lingkungan masih sangat minim.
Hal ini tentu saja dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkontribusi secara maksimal dalam pemecahan masalah lingkungan di sekitar.
2. Fokus Berlebihan pada Kebutuhan Mendesak
Banyak siswa STEM di Filipina yang terlalu berfokus pada pemenuhan kebutuhan jangka pendek atau mendesak dan kurang mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan mereka.
Misalnya dalam merancang suatu proyek, mereka lebih mementingkan aspek fungsionalitas dan manfaat sesaat daripada aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan jangka panjang.
3. Keterbatasan Akses Materi Pembelajaran
Siswa STEM di Filipina juga mengalami banyak kendala dalam mengakses materi pembelajaran seperti buku teks maupun fasilitas laboratorium. Masalah ini diperparah dengan kurang lancarnya pengelolaan waktu dan sumber daya oleh para guru.
Akibatnya, banyak siswa yang tidak mendapatkan materi pembelajaran STEM secara memadai untuk mendukung perkembangan keterampilan mereka.
4. Komunikasi yang Kurang Lancar dengan Rekan Sekolah
Banyak pula siswa STEM di FIlipina yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan-rekan sekolah mereka. Entah karena perbedaan minat, ketidakcocokan kepribadian, atau kurangnya kemampuan interpersonal. Padahal kolaborasi dan kerja tim sangat penting dalam pendidikan dan karier STEM.
5. Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh Akibat COVID-19
Selama masa pandemi COVID-19, banyak sekolah di Filipina yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh/daring. Sayangnya penerapan sistem ini tidak berjalan mulus dan menimbulkan banyak kendala bagi para siswa STEM. Mulai dari keterlambatan perangkat dan akses internet, hingga kesulitan memahami materi pembelajaran secara mandiri.
Faktor Penyebab Masalah
Beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya berbagai masalah di atas antara lain:
1. Kualitas Pengajaran yang Rendah
Secara umum, kualitas pendidikan dasar di Filipina masih sangat rendah ditinjau dari minimnya guru berkompeten dan terbatasnya sumber daya pengajaran. Kondisi ini tentu berdampak pada kualitas pengajaran STEM di sekolah yang akhirnya berpengaruh pada capaian pembelajaran siswa.
2. Kekurangan Sumber Daya dan Fasilitas Pendidikan
Banyak sekolah di Filipina yang mengalami kekurangan fasilitas laboratorium dan peralatan pembelajaran STEM yang memadai. Kondisi ini jelas sangat menghambat terbentuknya lingkungan belajar STEM yang kondusif bagi siswa.
3. Minimnya Riset dan Pengembangan
Filipina sendiri masih sangat tertinggal dalam hal riset dan pengembangan IPTEK. Kondisi ini berdampak pada keterbatasan pengetahuan dan materi STEM mutakhir yang bisa diakses oleh para siswa dan guru.
4. Kurangnya Dukungan terhadap Siswa Perempuan
Siswa perempuan di FIlipina masih menghadapi banyak tantangan dalam menekuni pendidikan STEM, mulai dari stereotip gender, kurangnya inspirasi dan model peran, hingga tekanan sosial. Kondisi ini tentu sangat disayangkan mengingat potensi besar yang dimiliki siswa perempuan dalam bidang STEM.
Solusi yang Diperlukan
Untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh para siswa STEM di Filipina, diperlukan solusi yang inovatif dan komprehensif, antara lain:
1. Peningkatan Kualitas Pengajaran
Mutlak diperlukan peningkatan kualitas dan kompetensi guru STEM di FIlipina melalui pelatihan rutin dan sertifikasi. Selain itu, kurikulum dan metode pengajaran STEM harus terus disempurnakan agar lebih kontekstual dan interaktif.
2. Pengembangan Sumber Daya Pendidikan
Pemerintah perlu meningkatkan anggaran pendidikan khususnya untuk pengadaan fasilitas laboratorium dan peralatan pembelajaran STEM yang representatif di setiap sekolah.
3. Promosi STEM sebagai Karier Menarik
Diperlukan kampanye publik untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karier di bidang STEM. Selain itu, para siswa, khususnya perempuan harus didorong dan difasilitasi untuk menekuni pendidikan STEM.
Dengan berbagai solusi di atas diharapkan para siswa STEM di Filipina bisa mengembangkan potensi mereka secara maksimal sehingga siap menjadi inovator tangguh yang membawa kemajuan bagi bangsa ini di masa mendatang. Tentu saja, kolaborasi semua pihak diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Comments