Dunia Kampus

Apa Itu SKS? Fungsi dan Peranan Pentingnya dalam Sistem Belajar Kampus

Hai Gengs! Untirta Network di sini.

Sebagai mahasiswa, pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya SKS atau Satuan Kredit Semester. Istilah ini sering muncul dalam kehidupan kampus kita saat mengurus KRS, mengejar target kelulusan, dan banyak lagi.

Lantas, sebenarnya apa sih SKS itu? Apa fungsinya dalam sistem perkuliahan di kampus? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Pengertian SKS: Satuan Pengukuran Beban Studi Mahasiswa

Pertama, kita perlu pahami dulu apa sebenarnya definisi SKS itu.

SKS adalah singkatan dari Satuan Kredit Semester. Ini adalah satuan pengukuran yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, atau dengan kata lain besarnya usaha belajar yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di suatu program studi.

Nah, SKS ini nantinya bakal digunakan juga untuk mengukur tingkat keberhasilan studi mahasiswa setelah mengikuti kegiatan perkuliahan. Jadi, bisa dibilang SKS itu cerminan dari usaha dan hasil belajar mahasiswa selama satu semester kuliah.

Fungsi dan Tujuan Penggunaan SKS

Lantas, untuk apa sih SKS itu digunakan dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi?

Pada dasarnya, SKS memiliki 3 fungsi penting, yaitu:

1. Mengukur Beban Studi Mahasiswa

Fungsi paling mendasar SKS adalah menjadi satuan pengukuran beban studi mahasiswa selama satu semester.

Dengan SKS, bisa diketahui berapa besar usaha belajar yang harus dicurahkan mahasiswa untuk mempelajari suatu mata kuliah. Semakin tinggi SKS suatu mata kuliah, berarti semakin berat pula beban belajarnya.

Contohnya, mata kuliah Statistik dengan bobot 3 SKS akan memiliki beban belajar yang lebih berat daripada mata kuliah Pengantar Manajemen dengan bobot 2 SKS.

Jadi SKS memudahkan pihak kampus dan mahasiswa sendiri untuk mengatur porsi beban belajar agar tidak terlalu berat dalam satu semester.

2. Mengatur Waktu Belajar Mahasiswa

Selain mengukur beban studi, SKS juga berfungsi untuk mengatur waktu belajar mahasiswa dalam satu semester.

Hal ini karena dalam sistem pendidikan di Indonesia, 1 SKS setara dengan 1 jam kegiatan tatap muka dalam proses pembelajaran.

Jadi misalnya mata kuliah Pengantar Bisnis memiliki bobot 3 SKS, berarti mata kuliah ini memiliki total waktu tatap muka 3 jam per minggu.

Dengan begini, mahasiswa bisa mengatur pembagian waktu belajarnya dengan lebih terstruktur berdasarkan jumlah SKS masing-masing mata kuliah.

3. Menentukan Kelulusan Mahasiswa

Fungsi terakhir SKS adalah menjadi salah satu syarat penentu kelulusan mahasiswa dari suatu program pendidikan di perguruan tinggi.

Secara umum, mahasiswa S1 diwajibkan mengumpulkan sekitar 144-160 SKS agar bisa dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan gelar sarjana. Jumlah ini tentu bisa berbeda tergantung peraturan dari kampusnya masing-masing.

Nah, SKS yang berhasil dikumpulkan inilah yang menjadi ukuran kesuksesan mahasiswa dalam menuntaskan studinya. Semakin cepat mengumpulkan SKS, berarti semakin cepat pula wisuda dan meraih gelar kesayangan.

Cara Menghitung Jumlah SKS untuk Suatu Mata Kuliah

Selanjutnya, gimana sih cara menghitung berapa SKS yang dibutuhkan untuk suatu mata kuliah?

Pada dasarnya ada 2 faktor yang memengaruhi besarnya SKS suatu mata kuliah, yaitu:

1. Bobot Mata Kuliah

Setiap mata kuliah pastinya memiliki tingkat kesulitan dan kebutuhan jam belajar yang berbeda-beda.

Mata kuliah dengan bobot lebih berat dan kompleks biasanya memiliki SKS lebih banyak jika dibandingkan dengan mata kuliah dengan bobot ringan.

Sebagai contoh, mata kuliah Statistik Inferensial yang termasuk mata kuliah mayor, biasanya bobot SKS-nya antara 2-4 SKS. Sementara itu mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang tergolong mata kuliah umum, SKS-nya hanya 2 SKS.

Jadi bobot SKS suatu mata kuliah tergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksitas mata kuliah tersebut.

2. Kebijakan Kampus

Faktor kedua yang memengaruhi besaran SKS adalah keputusan dan kebijakan dari kampus atau universitas yang bersangkutan.

Setiap perguruan tinggi biasanya sudah menetapkan kurikulum dan pembagian SKS untuk setiap program studi dan masing-masing mata kuliah.

Meskipun memiliki bobot yang sama, belum tentu SKS antara satu kampus dengan kampus lain adalah sama. Bisa jadi terdapat sedikit perbedaan jumlah SKS walau untuk mata kuliah yang sejenis.

Oleh karena itu, mahasiswa harus menyesuaikan dengan aturan main yang ditetapkan di kampusnya masing-masing dalam hal penetapan SKS tiap mata kuliah.

Perbedaan Penerapan SKS di Jenjang Pendidikan Tinggi

Selanjutnya, kita juga perlu tahu bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan dalam penerapan aturan SKS untuk setiap jenjang pendidikan tinggi.

Berikut adalah perbedaan utama SKS antara program Sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3):

1. Program Sarjana (S1)

  • Jumlah SKS minimal yang harus dikumpulkan adalah 144 SKS.
  • Batas maksimal SKS yang diizinkan adalah 160 SKS.
  • Mahasiswa wajib mengambil mata kuliah sebanyak 17-24 SKS per semester.

2. Program Magister (S2)

  • Total SKS minimal adalah 36 SKS.
  • Tidak ada batasan maksimal SKS yang harus diambil.
  • Mengambil mata kuliah minimum 9 SKS dan maksimum 15 SKS per semester.

3. Program Doktor (S3)

  • Total SKS minimal adalah 42 SKS.
  • Tidak ada batasan maksimal SKS yang diwajibkan.
  • Ambil mata kuliah paling sedikit 9 SKS per semester.

Nah, itu dia perbedaan utama aturan main SKS untuk setiap jenjang pendidikan strata 1, 2, dan 3.

Pada intinya semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka semakin sedikit pula SKS minimal yang diwajibkan untuk bisa lulus.

Hubungan Antara SKS, Mata Kuliah dan KRS

Selanjutnya, kita juga harus paham mengenai hubungan antara SKS dengan mata kuliah dan KRS (Kartu Rencana Studi).

Pada dasarnya, SKS menjadi satuan pengukuran beban suatu mata kuliah, yang kemudian dijabarkan lebih detail di dalam KRS.

Misalnya, mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif memiliki bobot 3 SKS. Maka di KRS nanti akan dicantumkan kode mata kuliah, nama lengkap mata kuliah, dan jumlah SKS-nya, yaitu 3 SKS.

Jadi bisa dibilang, SKS menjadi penentu bobot suatu mata kuliah, yang kemudian informasinya dijabarkan lebih rinci di dalam KRS. KRS sendiri berfungsi sebagai panduan mahasiswa untuk menjalankan rencana studinya di suatu semester.

Dengan memahami hubungan antara SKS, mata kuliah dan KRS ini, mahasiswa bisa lebih terarah dan sistematis dalam menyusun rencana studinya.

Pentingnya Memahami Konsep SKS bagi Mahasiswa

Nah, kenapa sih sebetulnya memahami konsep SKS itu penting bagi mahasiswa?

Ada beberapa alasan mengapa SKS wajib dipahami oleh setiap mahasiswa:

1. Menyusun Rencana Studi

Dengan memahami sistem SKS, mahasiswa bisa menyusun rencana studi yang lebih terarah di setiap semester.

Misalnya, mahasiswa bisa memilih KRS yang sesuai dengan kemampuannya dan menghindari mengambil beban SKS berlebih yang bisa membuat overload.

2. Mengukur Capaian Studi

SKS juga penting dipahami agar mahasiswa bisa mengukur capaian studinya dari waktu ke waktu.

Dengan begitu, mahasiswa bisa mengejar target kelulusan dan wisuda tepat waktu.

3. Menyesuaikan Beban Belajar

Pemahaman SKS juga memudahkan mahasiswa untuk menyesuaikan beban belajar dari semester ke semester.

Ketika merasa kewalahan, mahasiswa bisa mengurangi ambil SKS di semester berikutnya. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa bisa menambah SKS jika dirasa sanggup.

Nah, itu dia beberapa alasan pentingnya SKS bagi mahasiswa. Jadi, mulai sekarang pahami baik-baik konsep SKS supaya studi kita lebih terarah!

Peranan Kunci SKS dalam Sistem Belajar Kampus

Terakhir, kita akan bahas mengenai peranan SKS yang sangat krusial dalam sistem belajar di perguruan tinggi.

Secara garis besar, berikut adalah beberapa peranan penting SKS:

1. Menjadi Standar Beban Studi

SKS berperan menjadi standar baku untuk mengukur beban dan porsi studi mahasiswa Indonesia.

Tanpa standarisasi SKS ini, tentu akan sulit bagi kampus untuk menyeragamkan sistem kredit semester antar berbagai program studi dan mata kuliah.

2. Menjamin Kualitas Lulusan

SKS juga menjadi salah satu penjaminan kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia.

Dengan adanya standar minimal SKS yang harus dipenuhi, setidaknya lulusan perguruan tinggi Indonesia dinilai telah menempuh porsi jam belajar yang memadai sesuai standar nasional.

3. Memudahkan Transfer Kredit

Sistem SKS yang seragam antar kampus di Indonesia juga memudahkan proses transfer kredit bagi mahasiswa yang pindah kuliah antar perguruan tinggi.

Misalnya, mahasiswa yang pindah kampus di tengah jalan bisa dengan mudah mentransfer kredit mata kuliah yang sudah ditempuh sebelumnya berkat sistem SKS.

Nah, itu dia beberapa peranan vital SKS dalam membentuk sistem pendidikan tinggi yang terstruktur di Indonesia.

Demikian penjelasan panjang lebar mengenai SKS dan peranannya yang sangat penting bagi mahasiswa. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita tentang sistem perkuliahan di Indonesia.

Sekian dulu dari Untirta Network. Ditunggu info menarik selanjutnya!

Comments