Materi Perkuliahan

Ciri Khas Suku Baduy: Pakaian, Gaya Hidup & Kepercayaan yang Masih Kokoh Menolak Modernisasi

Photo by Alvian Hasby

Suku Baduy merupakan salah satu kelompok masyarakat adat di Banten yang dikenal karena kegigihan mereka dalam mempertahankan tradisi dan menolak pengaruh modernisasi. Mereka terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar, yang keduanya memiliki ciri khas tersendiri.

Dari segi pakaian, gaya hidup, hingga kepercayaan yang dianut, Suku Baduy memang memiliki keunikan jika dibandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia. Simak pembahasan lengkap mengenai ciri khas Suku Baduy berikut ini.

Asal Usul Suku Baduy di Banten

Suku Baduy konon berasal dari Kerajaan Pajajaran yang runtuh akibat serangan Kerajaan Banten di abad ke-16. Sebagian penduduk Pajajaran yang selamat lalu menyingkir ke pedalaman hutan, terisolasi dari peradaban luar, dan membentuk komunitas yang kemudian dikenal sebagai Suku Baduy.

Wilayah Suku Baduy berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Secara administratif, Desa Kanekes dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik.

Baduy Dalam menempati Cibeo di bagian paling hulu, Baduy Luar di Cikertawana, dan wilayah Cikeusik dihuni oleh penduduk Suku Baduy yang telah memeluk agama resmi di Indonesia, seperti Islam atau Kristen. Jumlah keseluruhan penduduk Suku Baduy diperkirakan sekitar 12 ribu jiwa.

Pakaian dan Penampilan Khas Suku Baduy

Salah satu ciri paling mencolok dari Suku Baduy adalah penampilan serta pakaian yang mereka kenakan sehari-hari. Ada perbedaan yang signifikan antara busana Baduy Dalam dan Baduy Luar.

Pakaian Baduy Dalam

Baduy Dalam dikenal sangat ketat dalam menjaga tradisi dan menolak segala pengaruh modern. Maka dari itu, pakaian yang mereka kenakan sangat sederhana, polos, dan terbuat dari bahan alami.

Ciri khas pakaian Baduy Dalam antara lain:

  • Bahan dasar kain mori atau katun polos berwarna putih atau biru tua
  • Pakaian bagian atas tidak berkerah, tidak berkancing, dan tidak bermotif
  • Bagian bawah menggunakan kain sarung atau jangki
  • Tidak mengenakan ikat pinggang
  • Tanpa alas kaki
  • Tidak mengenakan perhiasan apapun

Pakaian putih melambangkan kesucian, sedangkan pakaian biru tua melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan.

Pakaian Baduy Luar

Berbeda dengan Baduy Dalam, komunitas Baduy Luar sudah mulai menyerap pengaruh modernitas walau masih berupaya mempertahankan tradisi leluhur. Pakaian Baduy Luar memiliki ciri khas tersendiri, yaitu:

  • Baju atasan berwarna hitam legam
  • Bagian bawah berupa kain sarung atau jangki biru tua
  • Mengenakan ikat kepala warna biru tua bernama pangsi
  • Bagi laki-laki dewasa, mengenakan kain di bagian pundak bernama selampe
  • Sudah mulai mengenakan alas kaki, meski masih terbatas pada situasi tertentu saja

Gaya Hidup Sederhana Menolak Modernisasi

Selain dari segi busana dan penampilan, gaya hidup sehari-hari Suku Baduy juga sangat unik dan jauh dari gemerlapnya peradaban modern. Mereka masih memegang teguh tradisi nenek moyang dalam aktivitas dan rutinitas keseharian.

Aktivitas Bertani & Berburu

Sebagian besar Suku Baduy bekerja sebagai petani ladang berpindah-pindah. Mereka masih menggunakan alat-alat tradisional seperti cangkul atau parang untuk mengolah ladang.

Selain bercocok tanam, sebagian Suku Baduy juga melakukan aktivitas berburu binatang di hutan untuk dimakan atau dijual guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka biasanya berburu menggunakan sumpit atau perangkap tradisional.

Hasil panen dan buruan merupakan sumber makanan pokok orang Baduy. Selebihnya, mereka memanfaatkan tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian, atau madu hutan.

Hidup Tanpa Listrik & Transportasi Modern

Suku Baduy sangat menghindari segala bentuk teknologi dan fasilitas modern. Mereka hidup tanpa listrik, tidak menonton TV, tidak memiliki kulkas, dan lain sebagainya.

Begitu pula dalam hal transportasi, Suku Baduy sangat menyukai berjalan kaki. Mereka tidak pernah menggunakan sepeda motor atau mobil sebagai alat transportasi. Bahkan sebagian besar Baduy Dalam tidak memiliki sepeda kayuh sekalipun.

Dengan memilih hidup primitif dan menolak modernisasi, Suku Baduy ingin menjaga kemurnian tradisi warisan leluhur mereka.

Kepercayaan Khas Suku Baduy

Ditinjau dari sisi spiritual dan kepercayaan, Suku Baduy menganut paham animisme dan dinamisme. Mereka meyakini bahwa benda-benda alam seperti gunung, sungai, pohon, dan hewan memiliki roh atau kekuatan gaib.

Ada sejumlah ritual adat dan upacara keagamaan yang masih rutin diselenggarakan guna menghormati roh-roh alam tersebut. Beberapa contohnya adalah:

Upacara Ngalaksa

Upacara Ngalaksa merupakan ritual tahunan Suku Baduy yang diselenggarakan di perkampungan Baduy Dalam. Upacara ini dipimpin oleh pemuka adat Baduy Dalam bernama Pu’un untuk memanjatkan doa kepada leluhur dan roh yang diyakini menghuni alam semesta.

Dalam upacara Ngalaksa, warga Baduy Dalam mengenakan pakaian adat lengkap dan melakukan sejumlah prosesi ritual seperti menabur beras kuning ke sungai serta mempersembahkan hasil bumi ke kuil leluhur.

Larangan Merusak Alam

Keyakinan Suku Baduy terhadap roh alam membuat mereka memiliki larangan keras untuk tidak merusak lingkungan tempat tinggal mereka.

Penebangan pohon sembarangan, penggundulan hutan, atau aktivitas pertambangan dilarang karena diyakini akan mengganggu roh-roh alam dan leluhur yang bersemayam di sekitar pemukiman mereka.

Pantang Mendirikan Bangunan Permanen

Selain larangan merusak alam, Suku Baduy juga memiliki kepercayaan untuk tidak mendirikan bangunan permanen atau yang terbuat dari bahan seperti semen dan batu bata.

Mereka hanya mengenal rumah panggung terbuat dari bambu dan beratap rumbia atau ilalang. Hal ini kembali erat kaitannya dengan keyakinan mereka terhadap roh alam.

Dengan demikian, animisme dan dinamisme yang dianut Suku Baduy sangat memengaruhi gaya hidup dan aktivitas mereka sehari-hari dalam menjaga keharmonisan dengan alam.

Penutup

Itulah pembahasan mengenai ciri khas Suku Baduy ditinjau dari aspek pakaian, gaya hidup, hingga kepercayaan yang dianut. Mereka adalah salah satu suku asli di Indonesia yang patut dipuji karena kegigihannya mempertahankan warisan leluhur di tengah derasnya arus modernisasi.

Ciri khas Suku Baduy yang unik dan menarik tentu perlu terus dilestarikan agar tidak punah ditelan peradaban modern. Diharapkan pemerintah dan stakeholder terkait dapat terus memfasilitasi upaya pelestarian tradisi dan adat istiadat Suku Baduy ini.

Semoga tulisan singkat ini bisa menambah wawasan para pembaca mengenai keunikan Suku Baduy serta upaya pelestarian budaya lokal di Indonesia pada umumnya.

Comments